Give You ‘The First and The Last’ Wish

Author : Myanda P. C.

Cast : Huang Zi Tao, Byun Baek Hyun, Byun Han Bi (OC).

Summary : Abad ke-24. Pada zaman ini, semua kegiatan dapat dilakukan dengan mudah. Tapi sayangnya banyak manusia yang menyalahgunakan kemudahan teknologi pada zaman ini. Manusia semakin malas melakukan pekerjaan mereka karena kini adanya robot android yang dapat meng-handle semua pekerjaan mereka. Proses pengerjaan para robot itu pun jauh lebih cepat dibandingkan proses pengerjaan yang dilakukan oleh manusia.

Robot android adalah robot yang diciptakan para ilmuwan untuk membantu pekerjaan manusia. Bentuk mereka beragam. Sesuai dengan kebutuhan manusia akan pekerjaan yang akan dilakukan para robot.

Namun kini hal yang sedang dinantikan dunia adalah mengenai robot android berbentuk manusia yang jauh lebih pintar dan sempurna dibanding robot-robot andoid lainnya. Robot ini dapat menanggapi perkataan manusia dan berpikir logis untuk masa depan layaknya seorang manusia sungguhan. Bahkan isunya robot ini juga akan diprogram dapat merespon perasaan manusia dan dapat memiliki memori seseorang dengan menanamkan chip dalam otak orang tersebut kemudian memasangkannya pada robot. Ciptaan ini mereka sebut sebagai Robot EXODUS. Tapi sepertinya berita ini hanya rumor. Karena sampai sekarang robot itu tak kunjung diperkenalkan pada dunia setelah 5 tahun pemberitaannya.

~Myanda P. C.~

Di sebuah laboratorium pribadi milik keluarga Byun yang terletak dipinggiran kota, seorang ilmuwan yeoja muda berumur 27 tahun tengah berkutat dengan komputer super canggihnya. Mirip seperti gadget touchscreen di abad 21, hanya saja komputer ini tanpa bahan pengeras sebagai casingnya dan dapat digunakan seperti terlihat memainkannya di udara.  Jari-jarinya bergerak aktif mengetik, menekan, dan menggeser setiap rangkaian petunjuk. Hingga ia tak menyadari kedatangan seorang namja yang kini sudah berdiri tepat disampingnya.

“Bi~ah, istirahatlah. Kau sudah bekerja terlalu keras hari ini,” ucap Baekhyun lembut sembari mengusap lembut surai hitam adiknya itu. Ia juga seorang peneliti robot android seperti adiknya, hanya ia tidak segila adiknya yang bekerja hampir 24 jam dan meminum pil anti lelah untuk menyokong tubuhnya agar tetap fit. Ia masih beristirahat demi menjaga kesahatan dan stamina tubuhnya.

“Sebentar lagi Oppa. Sebentar lagi sampai Tao Oppa bangun.”

Baekhyun menghela nafasnya berat. Ia tahu jelas tujuan adiknya bekerja keras tanpa kenal lelah selama 5 tahun ini. Baekhyun kembali mengusap rambut adiknya sayang.

“Ini sudah 5 tahun, Han Bi~ah.”

“Aku hanya tinggal memprogram chip memori dan perasaannya maka semuanya akan selesai, Oppa. Duduk dan lihat saja.” Bukannya menanggapi ucapan sang kakak, yeoja itu malah menyuruh Baekhyun untuk diam. Namja itu tahu, jika sudah seperti ini, yeodongsaengnya itu tidak akan mau mendengarkan perkataannya lagi. Sungguh keras kepala!

“Apa kau lupa kalau ini adalah tanggal 2 Mei ? Kau tidak ingin menemuinya ?”

Han Bi menghentikan pekerjaannya sesaat kemudian menoleh kearah Baekhyun yang sedang duduk memperhatikannya di sisi kiri bangku yang didudukinya. Yeoja itu kemudian tersenyum manis pada Baekhyun.

“Tentu aku tidak lupa. Aku akan menemuinya sebentar lagi. 10 menit lagi. Kau mau ikut, Oppa?” tanya Han Bi yang kembali mengalihkan perhatiannya pada komputer di hadapannya. Sejenak ia membenarkan letak kacamata dan merapikan rambut panjangnya yang diikat satu ke belakang.

“Tidak ada alasan untukku menolak.”

Tepat setelah 10 menit pembicaraan terakhir mereka, Han Bi menghentikan pekerjaannya dan bangkit dari kursinya. Ia melepas jas putih yang sedari tadi melekat pada tubuh rampingnya dan mendekati Oppa-nya yang tengah sibuk membaca sebuah buku dengan tebal 10 cm.

“Baekhyun Oppa,” panggil Han Bi halus. Baekhyun mendongak dan mendapati adiknya sedang tersenyum padanya.

“Kau sudah siap? Kajja. Eoh ne, jangan lupa membawa ini,” kata Baekhyun yang berbalik menjinjing kotak berukuran sedang di tangannya. Han Bi menyambut kotak itu antusias.

“Kau membawa kue Oppa? Gomawo.” Han Bi mencium pipi kanan dan kiri Baekhyun sambil memeluknya. Namja itu mengangguk sambil tersenyum kecil melihat tingkah adiknya yang terkadang terlihat seperti anak kecil.

“Hm. Oppa menyuruh Kyungsoo untuk membuatnya.”

“Robot andoid ciptaanmu itu memang koki terhebat dari robot koki yang pernah diciptakan oleh seluruh ilmuwan lain di dunia,” uji Han Bi. Tidak dapat dikatakan sebagai pujian juga, karena memang faktanya Baekhyun adalah ilmuwan yang membuat robot koki andoid tercanggih pertama sepanjang abad ke-24. Bentuknya memang seperti seorang koki manusia. Namun hanya akan merespon soal masak-memasak. Tidak bisa dijadikan sebagai teman bicara.

“Kau memujiku, eoh? Hahaa. Ayo kita pergi.” Han Bi mengangguk dan mulai berjalan meninggalkan laboratorium bersama Baekhyun di belakangnya. Langkah yeoja itu terlihat ringan dan sedikit tergesa-gesa menunjukkan bahwa ia sudah tidak sabar untuk menemui orang yang sejak tadi mereka bicarakan. Berbanding dengan Baekhyun yang merasa kakinya semakin berat tiap selangkah menuju ruang dimana namja itu berada. Hanya dipisahkan satu lantai diatas laboratorium Han Bi.

Annyeong Oppa. Aku datang untuk menemuimu,” ucap Han Bi saat ia membuka pintu bercat putih dengan kue tart coklat dan lilin menyala berangka 29 di tangan kanannya. Senyumnya mengembang tatkala melihat namja itu masih tertidur dalam damainya.

Han Bi berjalan mendekat dan menaruh tart yang dibawanya di nakas yang berada disamping tak jauh dengan tempat tidur namja itu. Yeoja itu kemudian duduk di pinggir tempat tidur dan menatap lekat namja bersurai hitam kelam dengan dark circle di bawah mata khas miliknya. Bibir tipis, dagu yang lancip, dan hidungnya yang mancung, seakan tak pernah membuat Han Bi bosan melihatnya. Han Bi benar-benar merasa rindu dengan namja ini walau baru 2 hari belakangan ini ia tak mengunjunginya karena terlalu sibuk dengan robot ciptaannya di laboratorium.

Han Bi meraih jemari namja itu dan menggenggamnya dengan tangan kanannya. Tangan kirinya ia gunakan untuk mengelus pipi tirus sang namja. Mata yeoja itu beralih pada pintu yang baru saja dibuka oleh Baekhyun. Yeoja itu tersenyum tipis kemudian mengalihkan perhatiannya kembali pada namja yang masih tertidur dengan nafas lembut.

“Tao Oppa, bangunlah. Baekhyun Oppa sudah datang. Ayo kita rayakan bersama ulang tahunmu yang ke-29 ini,” ucap Han Bi lembut membuat Baekhyun yang mendengarnya merasakan sakit di dadanya. Ia sedih melihat adiknya yang terus berharap pada namja yang masih dengan tenangnya terlelap itu.

Baekhyun sadar, apa yang dilakukan adiknya ini hanyalah sia-sia semata. Dulu ia juga pernah berharap sama seperti adiknya. Tapi setelah 5 tahun berlalu, ia mulai ikhlas. Tapi sayangnya adiknya tidak. Seberapa besarpun usaha mereka untuk membangunkan namja yang tertidur itu, Tao tidak akan bangun lagi. Hanya kerena peralatan medis canggih di abad 24 ini yang terpasang ditubuhnya saja yang membantu namja itu bernafas. Jantungnya memang masih berdetak, tapi sangat lambat. Jauh dibawah batas normal detakan manusia umumnya. Dan terparahnya adalah otaknya yang tidak lagi berfungsi. Dokter terhebat di dunia pun sudah angkat tangan sejak 5 tahun yang lalu saat dimana pertama kali Tao ditangani.

“Selamat Ulang Tahun, Tao Oppa,” ucap Han Bi lalu ia mencium kening Tao. Sedikit sulit karena ia terhalang oleh alat bantu nafas yang dipasang dihidung dan mulut namja itu. Baekhyun masih menatap miris keduanya. Bahkan tanpa ia sadari sebulir bening dari pelupuk matanya mendadak turun.

“Baekkie Oppa, kau tidak mengucapkan selamat pada Tao Oppa?” seruan halus Han Bi membuat Baekhyun sadar dan ia segera memalingkan wajahnya untuk menghapus air mata itu.

Oppa, kau menangis ?”

A-ani. Aku hanya merindukan Tao. Hehe.” Tawa hambar Baekhyun keluarkan untuk menenangkan adiknya yang menatapnya khawatir.

“Aku juga rindu pada Tao Oppa. Sangat. Sangat. Sangat merindukannya.” Han Bi menangis dalam diam. Hal yang sudah beberapa waktu ini tidak ia lakukan kembali membuat hatinya sesak. Baekhyun yang melihatnya berjalan mendekat dan mengusap sayang puncak kepala adiknya kemudian mendekapnya.

“Jangan menangis, Bi~ah. Tao juga akan merasa sedih jika melihatmu seperti ini. Kau mau ia juga ikut bersedih di hari ulang tahunnya ini, eoh?” Han Bi menggeleng pelan dalam dekapan Baekhyun. Namja itu lalu melepas pelukannya pada sang adik dan menatap sosok lemah yang tertidur itu.

“Hai Tao. Hari ini ulang tahunmu yang ke-29 kan? Selamat yah. Maaf aku dan Han Bi tidak membawa kado apapun untukmu. Kuharap kau tidak marah pada kami,” ucap Baekhyun yang membuat Han Bi kembali tersenyum. Ia juga menatap lekat namja yang menjadi namjachingu-nya selama 10 tahun terakhir itu sendu.

Byun Han Bi bukanlah seorang ilmuwan atau yeoja biasa yang bodoh dan tidak menyadari bagaimana keadaan Tao saat ini. Ia bahkan orang pertama yang memahami kondisi Tao saat pertama kali ia menemukan namja itu terkulai tak berdaya di antara reruntuhan labnya. Namun  ia hanya masih belum bisa menerima untuk melepas kepergian namja yang sangat dicintainya itu.

Han Bi mengambil tart yang sebelumnya ia taruh di atas nakas dan menyalakan lilin. Ia mengajak Baekhyun untuk bernyanyi bersama dan meniup lilin berangka 29 itu bersama pula. Han Bi kembali menitikkan air matanya saat akan meninggalkan ruang serba steril itu. Ia mencium dahi Tao sekali lagi.

“Aku menciptakan seorang teman sebagai penggantimu sementara, Oppa. Kurahap kau tidak marah. Ia mirip sekali denganmu.  Aku menggabungkan hasil penemuanmu dengan ciptaanku. Cepatlah bangun, sayang. Saranghae.”

Han Bi melangkahkan kakinya kembali ke lab. Ia akan melanjutkan pekerjaannya yang hampir selesai itu. Baekhyun yang sempat berpapasan dengan adiknya itu mengingatkan sang adik untuk tidak terlalu bekerja keras.

“Istirahatlah saat kau merasa lelah. Jangan gunakan pil itu terlalu banyak. Kau 100% masih manusia bukan robot android.” Han Bi hanya terkekeh pelan mendengar perkataan Baekhyun.

Ne, Oppa,” jawabnya sambil tersenyum lalu kaki jenjangnya kembali menuruni tangga menuju labnya. Baekhyun hanya menggelengkan kepalanya melihat sikap keras kepala Han Bi.

Han Bi memandang puas pada robot ciptaannya. Bentuknya sudah benar-benar sempurna. Robot itu menyerupai sosok namja yang tampan. Namja yang hanya akan ia cintai selama hidupnya. Hanya saja robot itu belum bisa beroperasi. Tenaga penyokong, memori, dan perasaan robot itu belum dipasang sepenuhnya oleh Han Bi.

“Sebentar lagi kau akan bangun, Oppa,” ucap Han Bi yakin. Yeoja itu lalu mulai memberikan tenaga pada robotnya dengan menyalurkan energi listrik seperti mengecas sebagai awal untuk menghidupkan segala sistim komputer dalam tubuh robot android berbentuk manusianya. Karena untuk selanjutnya, ia akan memasangkan sebuah chip energi yang mampu bertahan selama satu tahun tanpa pengecasan.

Hanya membutuhkan waktu 5 menit untuk melakukan penge-cas-an itu. Han Bi melepas kabel penge-cas-an yang tersambung pada tubuh robotnya dan memposisikan tempat tidur robot yang tengah berbaring itu menjadi duduk. Ia duduk dipinggir ranjang kecil itu. Memandang penuh harap pada robot ciptaannya.

“Kumohon, bekerjalah.” Han Bi berdoa dalam hatinya. Tak lama ia melihat pergerakan pada robot itu. Perlahan tapi pasti kelopak mata sang robot mulai terbuka. Hal pertama yang dilihat olehnya adalah wajah penciptanya yang tersenyum penuh haru lalu memeluknya.

“Aku berhasil membangunkanmu, Oppa.” Han Bi masih bertahan memeluk benda dingin tanpa aliran darah itu.

“Aku yakin memori itu akan berhasil,” ucap Han Bi lagi lalu mengambil sebuah chip memori yang didalamnya juga terdapat chip perasaan ciptaan namjachingunya. Ya, perlu kalian ketahui, Tao juga merupakan seorang ilmuwan. Ialah pencipta chip perasaan bagi robot. Tapi sampai kini, chip itu belum juga beredar dikarenakan ia yang masih tidur dalam damainya. Namun Han Bi yang juga ikut campur dalam penciptaan chip itu menyempurnaan hasil akhir chip tersebut. Dan ialah pengguna pertama chip perasaan itu.

Han Bi menekan tombol kecil pada belakang kepala robotnya. Kemudian dari belakang kepala robot itu membuka sedikit celah untuk memasukkan chipnya. Dengan perlahan ia meletakkan chip itu. Chip itu adalah chip yang tertanam dalam otak Tao selama 15 tahun terakhir. Dan dari chip itu juga Han Bi berharap robot itu akan memiliki ingatan yang sama dengan Tao walau hanya berkisar ingatan selama 15 tahun yang lalu hingga 10 tahun kedepannya. Karena 5 tahunnya lainnya, memori itu hanya berisi tidur lelap Tao yang entah kapan akan bangun kembali. Chip itu juga akan menyimpan ingatan sang robot nantinya.

Chip itu mulai bekerja. Han Bi melihat banyak pergerakan pada robotnya. Bukan hanya bisa menggerakkan kelopak matanya saja, tapi seluruh tubuh robot itu sudah mulai bergerak kini. Gerakannya bukan lagi kaku khas seorang robot. Robot ini terlihat lebih nyata layaknya seorang manusia asli. Apalagi ditambah wajah robot itu yang tampan menyerupai wajah seorang manusia. Benar-benar robot android yang sempurna!

“Hannie~ah.” Suara robot itu pun tak luput dibuat Han Bi sedemikian rupa agar menyerupai suara kekasihnya. Robot itu memegang kepalanya sambil mengerjapkan kedua kelopak matanya. Putaran memori mulai bermain dalam sistem komputer di kepala robot itu.

Mata robot itu kembali terbuka dan menangkap sosok Han Bi yang berdiri disampingnya dengan menatap tak percaya sambil menangis. Yeoja itu mendengar kembali suara namjanya setelah 5 tahun berlalu.

“Hannie~ah.” Panggilan sayang itu kembali di serukan sang robot sambil memeluk Han Bi. Panggilan yang hanya diberikan Tao pada kekasih tercintanya.

Oppa.. hikss.. akhirnya kau bangun kembali.. hikss..” yeoja imut itu balas memeluk robotnya dan menangis sejadi-jadinya. Pelukan erat melepas rindu yang tertahan selama bertahun-tahun.

“Kau ingat padaku, Oppa?” tanya Han Bi disela-sela tangisnya. Robot itu melepaskan pelukannya dan menatap heran kearah yeoja yang melayangkan pertanyaan yang menurutnya aneh.

“Tentu saja aku mengingatmu.”

“Siapa namamu, Oppa ?” tanya Han Bi lagi untuk meyakinkan bahwa chip itu bekerja sempurna.

Aigoo. Kau ini kenapa ? Namaku ini adalah Huang Zi Tao, Nyonya Huang Han Bi. Kau lupa, eoh? Tega sekali kau melupakannya.” Dan untuk selanjutnya Han Bi hanya memeluk robotnya. Dalam hati ia sangat bersyukur dapat menghidupkan Tao-nya walau dalam bentuk robot. Robot itu benar-benar berbicara seperti Tao dalam ekspresi merajuknya.

“Apa yang aku lakukan disini, Hannie ?” Satu hal yang belum pernah terpikirkan oleh yeoja itu. Ia tak menyangka saat bangun Tao-nya akan memberikan pertanyaan itu. Han Bi melepas pelukannya dan menatap resah Tao.

“Kenapa aku tidak memakai bajuku? Apakah kita baru saja melakukan ‘itu’ ?” tanya Tao lagi saat menyadari kini ia hanya memakai sepotong celana jins panjang. Dan untuk pertanyaan selanjutnya berhasil membuat Han Bi tertawa geli.

“Ne. kita baru saja melakukan ‘itu’. Kau tidak ingat, eoh?” gurau Han Bi yang membuat Tao seketika membulatkan matanya.

“B-benarkah ? M-mianhae. Jeongmal mianhae. Aku akan bertanggung jawab padamu, Hannie~ah,” jawab Tao kalang kabut yang membuat Han Bi semakin geli.

“Kau memang harus bertanggung jawab, Oppa. Ini, pakai bajumu. Lalu kita keluar menemui, Baekkie Oppa.” Han Bi menyodorkan sebuah kaos santai pada ‘Tao robotnya’.

Oppa-mu yang galak itu ? Untuk apa menemuinya? Aku bahkan bertemu dengannya setiap hari.” Han Bi sempat tertegun mendengar ucapan itu. Ia tahu, ingatan Tao hanya berkisar pada ingatan 15 tahun yang lalu sampai 10 tahun kemudian.

“Oh ne, Selamat Ulang Tahun, Oppa.” Han Bi mengecup pipi kanan robot namja itu. Tao tempak terkejut.

“Aku ulang tahun hari ini? Kenapa aku tidak ingat?” tanya Tao sambil berpikir.

“Ne. Ini adalah tanggal 2 Mei. Kau kan memang selalu melupakan hari ulang tahunmu, Oppa.” Tao mangut-mangut mendengarnya. Sungguh ia tak mengingatnya.

“Ini ulang tahunku yang ke-22 ya ?” Han Bi hanya bisa tersenyum mendengar pertanyaan itu. Mungkin saja ingatan yang terputar dalam chip itu adalah saat ia berumur 22 tahun.

“Menurutmu?” tanya Han Bi balik. Tao hanya mengendikkan bahunya kemudian mengikuti yeojachingunya yang berjalan keluar dari lab. Robot namja itu merangkul Han Bi, sementara yang dirangkul melingkarkan lengannya pada pinggang Tao. Langkah mereka berhenti tepat di depan lab yang digunakan Baekhyun. Letaknya satu lantai dengan lab Han Bi, yaitu di ruang bawah tanah. Rumah besar mereka ini memang banyak memiliki ruangan yang dijadikan lab. Karena orang tua mereka juga yang merupakan seorang ilmuwan. Tapi karena perang antar ilmuwan yang pernah terjadi di awal abad 24 itu, merenggut nyawa kedua orang tua Han Bi dan Baekhyun. Maka tinggalah Baekhyun seorang diri yang menjaga Han Bi. Di bantu oleh teman mereka yang sama-sama kehilangan orang tua dalam peristiwa itu, Huang Zi Tao.

Tok-tok.

Oppa,” panggil Han Bi ceria. Ia tak sabar untuk menunjukkan Tao-nya pada Oppa satu-satunya itu. Baekhyun membuka pintu lab dengan malas.

“Kenapa tidak langsung masuk saja, eoh ?” omel Baekhyun dengan mata setengah terbuka. Sepertinya ia tertidur di dalam lab sebelum membukakan pintu untuk adiknya.

“T-Tao?” mata Baekhyun yang masih setengah terbuka itu membulat sempurna saat melihat sosok namja tinggi disamping adiknya. Baekhyun dengan jelas menangkap sosok itu sedang merangkul adiknya sebagaimana biasa namja itu lakukan sebelum ia tidur dalam lelap panjangnya.

“K-kau sadar? K-kau..” ucap Baekhyun berulang tak percaya. Bahkan mulutnya menganga kini.

“Hai Hyung,” sapa Tao dengan cengiran khasnya. Membuat Baekhyun ingin pingsan saat itu juga. Sosok didepannya begitu nyata baginya.

“Tidak mungkin!” gumam Baekhyun pelan. Ia beralih menatap Han Bi yang tersenyum bahagia disamping namja yang mirip Tao itu. “Dia…”

“Karena Tao Oppa sudah disini, ayo kita rayakan pesta ulang tahunnya bersama.”

Tanpa menghiraukan tatapan tak percaya Baekhyun, yeoja itu langsung memborong dua lengan namja di samping kanan dan kirinya. Membawa kedua namja itu memasuki lab Baekhyun. Han Bi mengeluarkan kue tart yang sempat ia bawa ke kamar Tao (namjachingu aslinya) tadi dari dalam lemari pendingin dalam ruangan itu. Masih utuh, karena Baekhyun pun tak berniat menyentuhnya tanpa Han Bi ikut menikmati tart itu terlebih dahulu.

Han Bi, Tao, dan Baekhyun merayakan pesta kecil-kecilan untuk ulang tahun Tao itu. Tapi Baekhyun tampak lebih pasif. Ia hanya tersenyum sesekali saat mata adiknya menangkapnya sedang memperhatikan Tao.

Waktu berlalu hingga tak terasa hari sudah gelap. Han Bi membawa Tao kedalam kamarnya dan menyuruh namja itu untuk tidur sekamar dengannya. Tao hanya menurut tanpa sebuah penolakan kecil pun.

Sebuah robot android dapat bekerja selama 24 jam penuh tanpa perlu istirahat seperti manusia. Tapi beda halnya dengan robot ciptaan Han Bi ini. Ia mengatur tubuh ‘Tao robotnya’ agar beristirahat di malam hari layaknya seorang manusia sungguhan. Pengaturan ini berjalan secara otomatis pada waktu tidur yang telah ditentukan, maka robot tersebut akan dalam keadaan stand by. Tidak benar-benar mati ataupun hidup. Dan akan hidup kembali pada pagi hari sesuai pengaturan yang dibuat Han Bi.

Setelah memastikan waktu untuk ‘Tao robotnya’ tertidur, Han Bi keluar dari kamarnya dan berniat menemui Baekhyun untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Yeoja itu melangkahkan kakinya ke arah kamar Baekhyun yang berada tepat di samping kamarnya. Ketukan halus ia lampirkan pada pintu yang terbuat dari besi itu.

“Oppa, bolehkah aku masuk ?” tanya Han Bi dari luar tepat di kotak suara yang ada di pintu besi itu. Kotak suara itu yang nantinya akan menyampaikan suara Han Bi ke dalam kamar Baekhyun.

“Ne.” balas Baekhyun melalui kotak suara pula. Yeoja bersurai gelap seperti milik Tao itu membuka perlahan pintunya.

“Kau sudah akan tidur, Oppa ?” Han Bi mendekati Baekhyun yang tengah menyandarkan punggungnya pada kepala tempat tidurnya.

“Ani. Wae ?” tanya Baekhyun balik dengan nada sedikit dingin. Tidak biasanya Baekhyun akan berbicara dengan nada bicara itu apabila ia sedang tidak benar-benar marah pada dongsaengnya.

“Aku ingin menjelaskan sesuatu mengenai Tao.” Han Bi yang mengerti akan Oppa satu-satunya yang sedang menahan amarahnya itu berbicara dengan kepala tertunduk. Tak berani yeoja itu walau hanya untuk membalas tatapan Baekhyun.

“Aku sudah tahu. Aku tak habis pikir dengan apa yang kau lakukan, Han Bi~ah. Inikah yang kau kerjakan selama 5 tahun penuh tanpa istirahat ? Kau benar-benar gila, Bi ! Kau berharap Tao akan bangun lagi ? Itu mustahil, Bi ! Mustahil !”ucap Baekhyun yang kian lama nadanya ikut meninggi. Ia berbicara hampir berteriak membuat Han Bi meneteskan air matanya.

“Aku memang sudah gila, Oppa ! Aku sudah gila karena Tao Oppa tidak kunjung bangun hingga sekarang.” balas Han Bi juga setengah berteriak. Perkataan Baekhyun menyakiti hatinya. Namja itu bahkan sedikit terbelalak mendengar adiknya yang sebelum ini tidak pernah berbicara dengan nada bentakan.

“Ini menyakitkan Oppa. Biarkan rasa sakit itu sedikit terobati dengan robot ciptaanku ini. Kumohon Oppa.” Mohon Han Bi dalam tangisannya. Yeoja itu bahkan berlutut disamping ranjang yang digunakan Oppanya. Baekhyun merasa tak tega melihat dongsaeng kesayangannya menangis seperti itu lagi. Ia meraih tubuh Han Bi ke dalam pelukan hangatnya. Memeluk penuh kasih sayang sembari mengucapkan kata maaf. Tak seharusnya ia membentak dan mangatakan adiknya gila seperti tadi.

“Mianhae, Han Bi~ya. Oppa hanya khawatir padamu. Tapi bukan dengan cara seperti ini kau mengobati sakit di hatimu. Oppa juga merasa sakit melihat Tao yang enggan membuka matanya sampai sekarang. Tapi itu mengajarkan kita untuk berbuat ikhlas, Bi~ya. Sudah seharusnya kita melepas Tao.” Baekhyun merasakan gelengan kepala Han Bi dalam pelukannya. Yeoja itu perlahan melepas kehangatan yang diberi Baekhyun.

“Mianhae, Oppa. Aku belum bisa. Tolong beri aku waktu. Biarkan aku merasa kehadiran Tao Oppa dalam tubuh robotku. Kumohon Oppa.” Baekhyun tampak berpikir sesaat. Ia sedikit tenggelam pada masa lalunya beberapa tahun yang lalu sebelum namjachingu dongsaengnya terbaring tak berdaya seperti saat ini.

“Tapi bagaimana jika pemerintah tahu soal robot androidmu ? Kau tahukan, mereka akan membawanya dan menjadikannya bahan promosi. Dan kau akan bekerja keras sendiri untuk memenuhi permintaan robot EXODUS seperti itu. Kau tak ingat apa pesan Tao saat itu ? Ia tak ingin chip perasaan itu diperjual belikan seperti yang pemerintah inginkan. Bahkan hal yang membuat ia bisa menjadi seperti ini juga karena Tao ingin melindungi chip itu. Ia sudah memprediksi robot itu akan menjadi bumerang bagi dunia.”

“A-Aku tahu, Oppa. Karena itu kumohon bantu aku untuk melindunginya. Ini permintaan terakhirku padamu, Oppa. Tolong bantu aku.” Tatapan sayu memohon Han Bi meluluhkan dinding kokoh dalam benak Baekhyun. Namja itu menghela nafas panjangnya dengan berat hati.

“Baiklah. Aku akan membantumu melindungi ‘Tao robot’mu itu.” Mata Han Bi berbinar seketika mendengar persetujuan sang Oppa.

Jeongmal Oppa ? Gomawo Oppa. Jeongmal gomawoyo.” Tanpa babibu lagi yeoja itu langsung menyerang Baekhyun dengan pelukan erat yang membuat namja yang ia peluk merasa sesak.

“Akh.. ses..ssak.. Bi~yaaa…”

“Ehehee… Mianhae Oppa. Aku terlalu senang.” Senyum yeoja dihadapan Baekhyun itu, membuatnya juga ikut tersenyum.

“Kau tahu, ‘Tao robot’ ciptaan-mu itu sangat hebat. Kau membuatnya dengan sempurna tanpa cacat sekali pun. Aku benar-benar tertipu dan menyangka ia seorang manusia. Dongsaengku ini benar-benar seorang ilmuwan terhebat di dunia. Kau mengalahkan kepintaranku, Byun Han Bi. Aku bahkan belum bisa membuat robot android sepertimu.” Han Bi tertawa mendengar sanjungan yang diberikan Oppa tersayangnya.

“Itu hasil kerja keras-ku selama 5 tahun, Oppa. Aku berjuang mati-matian untuknya.”

~Myanda P. C.~

3 bulan berlalu setelah kebangkitan ‘Tao robot’ ciptaan seorang ilmuwan Byun Han Bi itu. Hidup yeoja itu juga mulai berwarna. Ia lebih sering menghabiskan waktunya dengan Tao di sekitar halaman rumahnya dibanding di lab-nya seperti yang biasa lakukan selama 5 tahun ini. Walau terkadang Tao memaksa mengajaknya melakukan berbagai penelitian dalam lab. Baekhyun dapat bersyukur melihat pemandangan adiknya yang dapat tertawa lepas itu. Ia juga mulai berinteraksi baik dengan robot itu. Tak lagi kaku seperti biasanya. Benar-benar seperti Tao, batin Baekhyun. Selama itu pula Han Bi tidak mengunjungi Tao (namjachingu aslinya) yang masih terbaring dalam kamarnya.

6 bulan berlalu. Dan saat inilah ‘Tao robot’ itu mengetahui bahwa dirinya hanyalah sebuah robot android canggih ciptaan Han Bi. Kejadian itu ia sadari saat dirinya terkena pisau lab saat melakukan penelitian bersama yeoja yang dalam ingatannya adalah yeojachingunya. Dalam ingatan manusia, seharusnya tubuhnya mengeluarkan darah. Tapi kenyataan yang dialaminya, ‘Tao robot’ itu menemukan besi-besi yang tersusun rapi merangkai bentuk tubuhnya.

9 bulan berlalu. Sepandai apapun kita menyembunyikan sesuatu, pasti akan diketahui oleh orang lain juga. Tapi sampai sejauh ini, hanya Han Bi dan Baekhyunlah yang mengetahui keberadaan robot tercanggih sepanjang abad ke-24 seperti Tao ini. Sayangnya kenyataan pahit harus ‘Tao robot’ itu rasakan ketika ia melihat dengan jelas seorang manusia yang sangat mirip dengannya tertidur dalam tidur panjangnya tanpa ada yang tahu kapan ia akan bangun lagi. Seorang manusia tampan nan pucat yang hidup bergantung pada peralatan medis ala abad ke-21 dengan kecanggihan abad ke-24.

“Aku tak menyangka aku adalah replika dari Huang Zi Tao yang sebenarnya.”

“Mianhae, Oppa. Aku memang gila. Aku terlalu mencintai seorang Huang Zi Tao dalam hidupku. Maka aku membuatmu.”

11 bulan berlalu. Kali ini masalah yang mereka temui lebih dari kata menegangkan dari sebelumnya. Pemerintah Korea mengetahui keberadaan Tao sang robot android terpintar di dunia yang sudah mereka tunggu keberadaannya selama 6 tahun lamanya. Perkataan Baekhyun benar adanya. Mereka dipaksa untuk menyerahkan Tao secepatnya sebagai bahan promosi. Dan mereka terutama Han Bi dipaksa untuk menciptakan robot seperti itu lagi untuk memenuhi permintaan pasar. Sanksi jika mereka tidak mau melakukannya adalah menjadikan mereka budak para ilmuwan lain untuk digunakan sebagai bahan uji coba atau mempergunakan secara paksa kecerdasan otak mereka sepanjang hidup mereka. Itu sangat merendahkan harga diri seorang ilmuwan.

“Ini yang terakhir. Kami beri waktu 1 bulan untukmu menyerahkan robot yang menyerupai Prof. Huang itu. Kalau tidak kami akan merebutnya secara paksa dan kalian akan tahu akibatnya setelah itu. Kau juga akan dikenakan pasal karena telah memaksakan kehidupan seseorang yang tak memiliki kemungkinan hidup lagi. Kami tahu kau menyembunyikan tubuh Prof. Huang.” Han Bi bersembunyi di balik tubuh Baekhyun bersama Tao. Suara sang Perdana Menteri Park itu begitu menggelegar di rumah besar Keluarga Byun. Namja terhormat itu langsung turun tangan memberikan perintah pada Han Bi dan Baekhyun setelah perintah sebelumnya dianggap lalu oleh keduanya. Setelah memberikan peringatan terakhir itu, ia bersama para pengawalnya pergi meninggalkan seberkas dokumen yang harus ditandatangani sebagai perjanjian memberikan robot ciptaan Han Bi tanpa syarat kepada pemerintah.

“Aku harus bagaimana, Oppa?” tanya Han Bi di sela tangisnya. Ia tengah terduduk di kamar Tao-nya yang masih tertidur dalam damainya itu. Hanya berdua tanpa Baekhyun dan ‘Tao robot’nya.

“Aku sudah melakukan kesalahan… hikss… Aku melanggar perkataanmu untuk tidak menggunakan chip itu… Mianhae Oppa.. hikss.. Jeongmal mianhae…

“Hancurkan aku.” Sebuah suara yang sangat familiar di telinga yeoja itu menyahut.

M-Mwo?” entah sejak kapan robot replika Tao itu sudah berdiri disampingnya yang tengah berlutut sambil memegangi jemari Tao, namjachingu aslinya.

“Hanya itu satu-satunya cara untuk menghindari perselisahan dunia nantinya. Hancurkan aku beserta seluruh penelitian yang dilakukan oleh Mr. Tao.” Ucap robot EXODUS itu lagi yakin. Ia memanggil hormat nama orang yang serupa dengan dirinya itu. Han Bi hanya menunduk memandang Tao-nya. Ia bimbang. Kurang dari setahun ia merasakan hatinya terobati dengan hadirnya ‘Tao Robot’ itu. Haruskah ia dengan tangannya sendiri menghancurkan apa yang telah ia usahakan selama 5 tahun ini ?

“Apapun keputusanmu, aku akan tetap melindungimu, Bi.” Seruan Baekhyun yang tiba-tiba sudah memasuki kamar Tao itu membuat Han Bi sedikit menghilangkan bebannya. Ia harus berpikir lebih matang lagi untuk ini.

~Myanda P. C.~

“Aku akan menghancurkan lab ini. Aku akan membawak kita semua pergi dari sini.” Tekad Han Bi sembari merapikan barang keperluan mereka. Ia telah memikirkan hal ini sebaik mungkin. Melarikan diri mungkin akan menjadi pilihan terbaiknya.

“Hannie~ah, lusa adalah hari ulang tahun ku dan Mr. Tao kan ?” pertanyaan robot itu membuat Han Bi menghentikan aktivitasnya sesaat. Robot itu mengiring Han Bi duduk di tepi tempat tidur sambil menggenggam kedua tangan yeoja yang masih diam sibuk memikirkan apa yang akan ia lakukan selanjutnya.

“Kau tahu, apa mimpi terbesar Mr. Tao selama ia hidup ?”

“Mwo ?” tanya Han Bi hati-hati. Takut ia akan mendapat jawaban yang membuatnya harus merasa bimbang lagi.

“Mimpi terbesar Mr. Tao adalah mengembalikan kehidupan di zaman abad ke-24 ini seperti kehidupan di zaman abad ke-21. Dimana setiap manusianya masih menggunakan tenaga mereka untuk memenuhi kebutuhan mereka. Zaman yang lebih tentram dari abad ini. Zaman yang masih menghargai sesama manusia. Bukan sesama robot ciptaan mereka.” Robot yang menyerupai persis sosok Tao itu menatap lurus pendangannya ke depan. Kata-kata itu seperti menohok hati Han Bi.

“Itu hal yang terlihat mustahil kelihatannya. Tapi setidaknya kau pasti mengerti apa yang diinginkan Mr. Tao, Hannie~ah. Ia tidak ingin keegoisan menguasai manusia di zaman kini.”

“Apakah dengan memaksa Tao Oppa untuk tetap hidup hingga kini merupakan bentuk keegoisanku ?”

“Hanya kau sendiri yang tahu jawabannya, Hannie~ah.”

~Myanda P. C.~

Tanggal 2 Mei adalah jatuh tempo perjanjian yang diberikan Perdana Menteri Park pada Han Bi dan Baekhyun untuk menandatangani perjanjian kontrak yang bulan lalu ia beri. Namun hingga kini kertas itu masih bersih tak tersentuh oleh goresan tangan kakak beradik Byun.

Jam masih menunjukkan pukul 01.08 KST. Mata Han Bi maupun Baekhyun masih dalam keadaan terjaga. ‘Tao robot’ juga begitu. Han Bi mengaturnya untuk ikut terjaga bersama mereka. Tetapi energinya sudah tampak melemah. Ini memang sudah setahun sejak pemakaian chip energi yang Han Bi pasangkan setahun yang lalu. Robot itu hanya terbaring lemah memperhatikan Han Bi dan Baekhyun yang bekerja menghancurkan seluruh aset penelitian Tao. Inilah keputusan yeoja itu. Ia akan menghadapi masalah yang terjadi. Ia juga tidak jadi menghancurkan lab-nya sendiri. Hanya menghancurkan semua penelitian namjachingunya saja.

“Ini rencana kedua kita, Bi~ya. Kau siap ?” tanya Baekhyun meyakinkan setelah ia dan Han Bi menyingkirkan aset-aset Tao itu. Yeodongsaengnya hanya mengangguk lemah menanggapi pertanyaan Oppanya. Mereka berjalan kearah dimana robot android ciptaan Han Bi terbaring. Energinya semakin lemah. Pancaran sinar matanya semakin meredup. Sebenarnya bisa saja ia mengganti chip energi itu dengan chip yang baru. Tapi demi menuruti permintaan pertama yang juga menjadi permintaan terakhir robot itu, Han Bi melakukan tindakan lain.

“Gomawo sudah menciptakanku, Hannie~ya. Jeongmal gomawo sudah mengabulkan permintaan di hari ulang tahunku. Ku anggap ini kado dari kalian. Saranghe.”

Clik. Zlitz.

Bersamaan dengan masuknya virus ke dalam tubuh robot yang di susupi oleh Baekhyun membuat robot replika Tao itu mulai memejamkan matanya. Sistem komputer dalam tubuhnya dirusak oleh virus itu. Robot itu sudah mati. Benar-benar mati dan tidak akan bisa diperbaiki lagi. Karena virus yang di berikan Baekhyun adalah virus terampuh yang mampu merusak sistem jaringan komputer sekalipun yang dilindungi oleh anti-virus tercanggih.

“Hikss… hikss….” Isak Han Bi sesaat robot itu telah mati. Ia benar-benar tak kuasa menahan air matanya untuk tidak jatuh. Baekhyun mendekap lembut tubuh dongsaengnya. Sungguh rapuh ia kini.

“Haruskah kita menjalankan rencana ketiga kita, Oppa ? Hikss.. ak-aku merasa tidak sanggup. Ini terlalu berat.”

“Kau pasti bisa Han Bi~ah. Kau sudah bertekad untuk ini kan ? Ayo.” Baekhyun menuntun Han Bi hingga ke kamar Tao. Namja itu benar-benar terlihat nyenyak dalam tidurnya.

“Kau harus melakukannya sendiri agar kau merasa tenang, Bi~ya.” Bisik Baekhyun lagi saat mereka sudah berdiri di samping tempat tidur yang digunakan namja itu. Perlahan Han Bi duduk di tepi ranjang itu. Mengusap lembut kulit rapuh dihadapannya. Tubuh yang sudah sangat kurus tanpa balutan daging lagi.

“Selamat Ulang Tahun, Oppa. Ini adalah ulang tahunmu yang ke-30. Tidakkah kau ingin bangun, sayang ? Bukankah kau berjanji untuk melamarku di umurmu ini ? Kenapa kau masih tertidur sampai sekarang ? Kumohon bangunlah. Buat aku menghentikan niatku melepas semua alat-alat ini. Bangunlah sayang. Bangun.” Lirih Han Bi dalam isakannya. Baekhyun yang mendengarnya pun tak kalah merasakan kepedihan yang dialami dongsaengnya.

“Han Bi~ya.” Panggil Baekhyun pelan.

“Baiklah Oppa, karena ini adalah hari ulang tahunmu. Aku akan memberikan hadiah untukmu. Aku tidak ingin menjadi egois seperti yang dikatakan robotku. Apakah sebuah kebebasan cukup sebagai hadiahmu, sayang ? Bergeraklah sayang. Berikan aku sebuah jawaban.” Pinta Han Bi yang kini mengelus pipi tirus pucat itu.

Perlahan tangannya mulai meraih selang yang mengalirkan oksigen dari hidung dan mulut Tao. Yeoja itu kemudian mengecup bibir peach sang namja yang sudah membiru. Tanpa melepas kecupan itu, dengan mata terpejam ia melepas segala selang yang membantu kehidupan Tao yang melekat pada tubuhnya selama ini. Hingga ia benar-benar mendengar suara desingan panjang dari monitor pendeteksi jantung yang menandakan bahwa jantung namja itu tak lagi berdetak.

“Maafkan aku yang menahanmu selama ini, Oppa. Jeongmal mianhae. Jeongmal saranghe. Jeongmal jeongmal jeongmal saranghe. Mianhae,” ucap Han Bi penuh ketulusan menghantarkan ketenangan namjachingunya yang selama ini ia tahan.

“Siang nanti kita akan menguburkannya secara layak. Kau setuju, Bi~ya ?”

“Ne, Oppa.”

Siang itu dilalui dengan posesi pemakaman yang sederhana. Han Bi dan Baekhyun menguburkan jenazah Tao di samping makam kedua orang tuanya. Tak luput robot ciptaan ilmuwan yeoja itu juga ikut mereka kuburkan. Isakan masih terdengar jelas dari kedua ilmuwan muda itu. Melepas kepergian seseorang memang bukanlah perkara mudah. Tapi kita juga tidak boleh egois untuk memberikan kebebasan pada mereka.

Sesampainya di rumah, Baekhyun dan Han Bi disambut oleh para pengawal Perdana Menteri Park yang sudah menunggu mereka di depan rumah Keluarga Byun.

“Bagaimana dengan dokumen itu, Tuan dan Nona Byun ? Apa kalian sudah menandatanganinya ?”

“Kami rasa kami tidak perlu menandatangani dokumen itu, Perdana Menteri Park yang kami hormati. Karena tidak ada yang bisa kami berikan pada kalian.” Jawab Baekhyun dengan lantangnya.

“Apa maksudmu, anak muda? Kau ingin melanggar peraturan?”

“Kami tidak melanggar peraturan, Tuan. Perihal apa yang membuat kalian menganggap kami melanggar peraturan anda, Tuan Park ?” kali ini Han Bi yang menjawab. Tak kalah tegas dengan ucapan sang Oppa.

Wajah Perdana Menteri Park tampak memerah. Sepertinya ia menahan amarah. Segera ia memberi perintah untuk menggeledah rumah Keluarga Byun dengan puluhan anak buahnya. Dalam sekejap saja mereka keluar dengan tangan kosong.

“Kami tidak menemukan apa-apa yang membuat mereka melanggar peraturan, Pak. Tak ada robot itu maupun Profesor Huang di dalam.” Ucap salah seorang pengawalnya. Perdana Menteri Park berjalan kearah Han Bi dan Baekhyun berada.

“Kalian bisa mengelabui-ku saat ini, anak muda. Tapi tidak lain kali.” Ucapnya terakhir kali lalu pergi beserta rombongan anak buahnya menuju kantor pemerintahan. Tampaknya ia akan mengalami kerugian besar setelah mengatakan kepada dunia bahwa Robot EXODUS akan segera beredar di pasaran.

Baekhyun tersenyum senang melihat adiknya. Keduanya berpelukan melepas ketegangan seharian penuh yang mereka jalani. Samar-samar Baekhyun melihat Tao yang tersenyum kearah mereka. Namja itu mengucapkan kata ‘gomawo’ pada Baekhyun yang hanya di balas anggukan olehnya. Han Bi tidak melihat bayangan itu, dikarenakan posisinya yang membelakangi bayangan Tao itu.

“Selamat Ulang Tahun, Tao Oppa. Terima kasih sudah mengajarkan aku arti keikhlasan. Semoga kau tenang di alam sana. Sampaikan salamku pada orangtua-mu dan orangtua-ku kalau kau bertemu mereka. Saranghe, Huang Zi Tao.” Ucap Han Bi dalam hatinya.

 

#Flashback

“Aku akan menghancurkan lab ini. Aku akan membawak kita semua pergi dari sini.”

“Hannie~ah, lusa adalah hari ulang tahun ku dan Mr. Tao kan ?”

“Kau tahu, apa mimpi terbesar Mr. Tao selama ia hidup ?”

“Mwo ?”

“Mimpi terbesar Mr. Tao adalah mengembalikan kehidupan di zaman abad ke-24 ini seperti kehidupan di zaman abad ke-21. Dimana setiap manusianya masih menggunakan tenaga mereka untuk memenuhi kebutuhan mereka. Zaman yang lebih tentram dari abad ini. Zaman yang masih menghargai sesama manusia. Bukan sesama robot ciptaan mereka.”

“Itu hal yang terlihat mustahil kelihatannya. Tapi setidaknya kau pasti mengerti apa yang diinginkan Mr. Tao, Hannie~ah. Ia tidak ingin keegoisan menguasai manusia di zaman kini.”

“Apakah dengan memaksa Tao Oppa untuk tetap hidup hingga kini merupakan bentuk keegoisanku ?”

“Hanya kau sendiri yang tahu jawabannya, Hannie~ah.”

“Apa yang harus aku lakukan, Oppa ?”

“Lakukan sesuai kata hatimu. Hannie~ah, apakah robot sepertiku bisa bermimpi saat tertidur ?”

“Tentu saja tidak.”

“Tapi aku memimpikan Mr. Tao semalam.”

“K-Kau bermimpi ?”

“Ne. Mr. Tao bilang, lakukan apapun hal yang membuat seorang Byun Han Bi bahagia. Sekalipun keegoisan menyelimuti diri. Tapi jangan bebankan keegoisanmu pada orang lain.”

“B-Benarkah ?”

“Hm. Kurasa ada pesan misterius dalam perkataan Mr. Tao semalam. Aigoo.. kenapa aku merasa tubuh robotku ini melemah. Apakah aku akan menyusul Mr. Tao ?”

“Babo! Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi.”

“Tapi pada akhirnya kau akan melakukan itu, Hannie~ya.” Ucapan terakhir robot itu benar-benar membuat Han Bi bungkam. Tak ada lagi balas sahutan dari yeoja itu. Ia masih memikirkan setiap kata demi kata yang diucapkan robot pintarnya.

“Bolehkah aku meminta sesuatu padamu di hari ulang tahunku, Hannie~ah ?” robot tampan itu menatap Han Bi penuh harap.  Pandangan matanya yang begitu menusuk membuat Han Bi merasa getaran aneh.

“Satu permintaan pertama dan terakhirku. Hancurkan aku, Hannie~ah. Lepaskan aku dan Mr. Tao.”

~ THE END ~

 

Author’s note: Hai Haiiiiii …. Author comeback setelah lama hiatus dan mengganti nama pena Author. Duh udah lama banget ni hiatusnya. Sebenernya ini bukan cerita baru Author. FF ini udah pernah di post sebelumnya dalam rangka project birthday di facebook Author. Di sini Author hanya mengganti posternya saja. Jadi mungkin ada yang udah ga asing lagi sama cerita ini kalo kebeneran ada yang udah pernah baca.

Thank you so much buat Kak Heo Min Jae yang udah buatin poster kece ini. hehe :* Maaf kak baru kepake sekarang posternya, soalnya baru sekarang di update ceritanya.

Nantikan cerita Author lainnya yaaa … bubay muaaahhh :* Sampai bertemu di cerita lainnyaaaaaaa

Review juseyoooo …. ^_^

Satu respons untuk “Give You ‘The First and The Last’ Wish

Write your Comment, Dont Be silent readers chingu ^^