KFF2ndAnniv – Important – Savna Putri Aditya

PicsArt_1492007840444

Title : Important
Author : Dear_raerae
Cast : Kim Taehyung, Park Jimin, and Jeon Jungkook (BTS)
Length : Oneshoot (2.174 words)
Genre : Fantasy Mythology, Friendship, Hurt/Comfort, little bit angst
Summary : “The most beautiful qualities of true friendship is to understand and to be understood”. Itulah sepenggal quotes yang Jungkook katakan kepada Taehyung, bahwa persabahatannya dengan Park Jimin belum sesempurna yang Taehyung kira.

-Important-

Park Jimin dan Kim Taehyung.

Dua sahabat dengan segudang perbedaan.
Baik perbedaan sifat, golongan, kehidupan, dan fisik mereka pun amat sangat berbeda.

Park Jimin dengan segala kelembutannya, masa lalu pahitnya, tubuh yang tidak tinggi namun berisi. Oh, dan jangan lupakan wajah imutnya yang seakan masih utuh sejak dirinya masih bayi. Pria bagel, begitu Taehyung menyebutnya. Jimin berasal dari golongan vampire hutan -vampire bawahan- yang bertugas untuk berburu kelak. Walaupun takdirnya adalah sebagai vampire pemburu, dirinya bahkan tidak tega meski hanya membunuh seekor serangga. Ia lebih senang berkutat dengan setumpuk buku-buku usang di perpustakaan yang hanya dikunjungi beberapa vampire berotak encer saja. Dirinya sendirian, tidak ada yang mau menjadi kawan bermainnya dikarenakan fitnah sialan yang mengharuskan kedua orang tuanya dilenyapkan dari dunia vampire kala dirinya masih kecil.

Dan Kim Taehyung dengan segala tingkah brutal nan anehnya. Masa depannya cerah karena dirinya adalah putra mahkota dari golongan vampire kerajaan, yah, meskipun dia adalah anak bungsu. Tubuhnya memang tinggi, tapi Jimin sering menyebutnya kerempeng. Hari paling tenang adalah ketika kau tidak mendengar suara bass Taehyung yang bisa merusak suasana. Tapi aku pastikan hari itu mungkin mustahil. Menurut Kim Taehyung, musuh utamanya ialah buku, bukan matahari -meskipun ayah Taehyung berhasil membuat matahari tak lagi bersinar di dunia vampire-. Dan tempat terindah baginya adalah hutan, bukan kerajaan dengan segudang kemewahan. Ia suka kebebasan, tantangan, hal baru, dan keliaran -sesuatu yang liar maksudnya-. Dia adalah berandalannya kaum vampire yang selalu melanggar aturan. Aku tegaskan, selalu melanggar aturan.

Lalu bagaimana mereka berdua bisa jadi sahabat?

Mudah saja, karena takdir memang mengharuskan mereka bertemu, maka ridak ada yang tidak mungkin. Di hari masuk asrama wajib bagi para vampire muda, mereka bertemu. Kelalaian pembagian kunci kamar membuka jalan untuk mereka lebih mengenal, bukan hanya tau dari desas-desus para vampire penggosip. Kunci kamar mereka tertukar karena petugas bodoh itu tidak dapat membedakan antara 91 dengan 16. Seharian penuh Taehyung mencari sang empu pembawa kuncinya -Jimin- ke berbagai tempat namun nihil, dan akhirnya Taehyung terpaksa menginap di kamar Jimin karena malam sudah larut dan ia kelelahan. Kabar buruknya adalah Jimin seharian tidak di asrama -sehingga tidak menyadari kuncinya tertukar-, begitu mendapat kunci ia langsung melesat ke perpustakaan. Dan ketika dirinya kembali, betapa terkejutnya ia mengetahui kamar asramanya tidak terkunci dan melihat seonggok gumpalan di atas ranjangnya.

Dan malam itu, Taehyung berakhir menginap di kamar sederhana Jimin karena asrama vampire kerajaan telah ditutup. Entah siapa yang lebih dulu mengucapkan kata ‘sahabat’, mereka merasa cocok, nyaman satu sama lain, dan menghabiskan sisa waktu malam itu dengan mengobrol panjang lebar.

Jimin bersumpah, itu adalah momen terindah dalam hidupnya. Dan Jimin berjanji akan melindungi Taehyung dengan caranya dan akan menjaga persahabatan mereka, apapun yang akan terjadi.

Satu kejadian yang tak akan dilupakan Jimin adalah ketika Taehyung mampir ke kamarnya dan menunjukkan buku ‘rahasia’ dari Sang Raja, ayahnya. Dengan bersemangat, Jimin membuka buku tersebut, dan dirinya dibuat tak berkutik kala membaca satu per satu rangkaian kata di atas kertas tua yang telah kecoklatan tersebut.
“Tae?” ujar Jimin sedikit ragu.
“Hm? Ada apa Chim?” Oh, lihatlah betapa lucunya Jimin dengan sebutan ‘Chim’ itu, panggilan khusus dari Taetaenya yang berharga.
“Ini…ini buku apa? Buku ini…isinya…ini semua mantera, astaga! Kau yakin ayahmu yang memberinya? Kaum vampire tidak bisa memakai mantera, kau tahu?” tanya Jimin beruntun, tak memberi jeda bagi Taehyung untuk sekedar menyela.
“Mantera? Biar kulihat,” Taehyung pun merebut buku tebal tersebut dari pangkuan Jimin.
“Diriku ingin jadi dirinya, dan dirinya juga ingin menjadi diriku, demi detik Menara Gyesigi yang menghitung mundur, kami bersungguh-sungguh.”
“Yak! Tae?!” pekik Jimin ketika gelap menguasainya selama beberapa detik. Begitu dirasa terang, Jimin membuka matanya.
“Hei! Siapa kau?!” suara tenor Jimin melengking membuat sosok di depannya menutup telinga.
“Aku Taehyung, bodoh!” seru Taehyung sambil memukul kepala Jimin untuk menyadarkannya.
“Tapi…itu…tubuhku, Tae! Dan ini-” Jimin menatap dirinya sendiri, merasa asing dengan jarinya yang tak lagi gemuk. “-ini tubuhmu…jadi?” Jimin menatap Taehyung yang berusaha menampakkan senyum kotaknya, aneh, jelas aneh karena wajah itu milik Jimin, dan mulut Jimin tidak bisa membentuk sebuah senyuman kotak.
“Kita bertukar tubuh!” seru Taehyung sambil memeluk Jimin erat.

Dan seketika, setelah mengetahui semua itu, Jimin berpikiran jika ada yang aneh. Kecurigaannya bertambah ketika mengetahui ada halaman yang hilang. Dengan hati-hati, Jimin memberitahukan kecurigannya. Ia curiga bahwa Taehyung adalah keturunan witch -penyihir wanita musuh bebuyutan kaum vampire- yang telah lama musnah. Tentang bagaimana bisa sang Raja dapat membuat matahari tak bersinar tanpa luka sedangkan kaum vampire akan terbakar hingga musnah jika terkena sinar mentari.

Mulai hari itu, Jimin menjadi Taehyung dan Taehyung meminjam tubuh serta jubah Jimin untuk bisa berburu. Mereka merasa lebih baik begini. Namun Taehyung tetaplah Taehyung, yang suka melanggar aturan.

Taehyung tengah berada di hutan sekarang -dengan tubuh Jimin-. Setelah memastikan keadaan sekitar aman, Taehyung mulai mencoba satu-satunya mantera yang ditulis dengan tinta sewarna darah. Dan kalian tahu apa yang terjadi? Taehyung melihat sebuah cahaya dan tertarik ke dalamnya. Ketika dirinya membuka mata, tidak ada yang berubah. Dia masih di hutan tadi. Tapi, jubahnya hilang, taringnya menjadi tumpul, dan ada beberapa cahaya matahari yang menerobos melalui celah dedaunan dan mengenai dirinya. Anehnya, Kim Taehyung tidak terbakar.

Sret! Dirinya menoleh ketika melihat sebuah anak panah melesat ke arah rusa yang diintainya. Tanpa menunggu lama, Taehyung menoleh ke arah belakangnya.
“Jackpot! Aku makan besar malam ini!” teriak seorang namja usia remaja -jika Taehyung tidak salah- dengan senyum mengembang.
“Imut sekali!” teriak Taehyung sambil terkekeh ringan.
“Eh? Siapa disana?” tanya namja tersebut.
“Aku Kim Taehyung, em, vampire kerajaan”
“Vampire kerajaan? Eh, a-aku Jeon Jungkook, manusia. Dan Taehyung-ssi, kau mana mungkin seorang vampire, wajahmu seperti bayi, astaga!” Jungkook mencubit pipi Taehyung yang sedikit tembam. Ralat, pipi Jimin.

Taehyung asik mengobrol dengan Jungkook, dengan tubuh Jimin dan bukan lagi sebagai vampire, tapi berubah menjadi manusia.

Melupakan Jimin yang ketakutan dibalik tubuh Taehyung ketika para pasukan memburu raganya. Seseorang melaporkan bahwa Jimin baru saja melakukan sihir dan masuk ke dimensi manusia. Dan jika dirinya tertangkap, hukuman pemusnahan adalah balasannya. Sama seperti kasus, tidak, seperti fitnah yang ditujukan kepada kedua orang tuanya.
Taehyung kembali ke hutan bersama Jungkook sembari asik menceritakan sahabatnya -Jimin- dan berkata bahwa ini tubuh Jimin. Mereka nampak ceria, namun tidak melupakan rencana awal mereka ke hutan. Untuk kembali ke dunia vampire, mencari halaman yang hilang, dan memusnahkan sihir yang membelenggu orang-orang tak berdosa. Mereka semua harus kembali ke wujud manusia. Awalnya Taehyung tidak percaya, namun Jungkook menunjukkan sobekan koran yang berisi berita sangat lawas. Berita 30 tahun yang lalu, berita yang berhasil Jungkook temukan di gudang sebuah museum tua tak terpakai. Berita mengenai hilangnya orang-orang secara misterius pada tahun tersebut. Dan Taehyung yakin, dalang dibalik semua keindahan yang fana ini ialah ayah kandungnya sendiri. Bahkan Taehyung muak mengakuinya sebagai ayahnya, karena ‘ia’ adalah witch yang menyihir dirinya sendiri menjadi vampire pria dan memperbudak orang-orang tak bersalah tersebut -serta mengorbankan kedua orang tua Jimin untuk menutupi kasusnya-.

“Aku mengucapkan mantera ‘Diriku ingin jadi dirinya, dan dirinya juga ingin menjadi diriku, demi detik Menara Gyesigi yang menghitung mundur, kami bersungguh-sungguh.’ jadi, apa mantera di halaman yang hilang juga bisa kuucapkan?”
“Tentu saja bisa, hyung-” Jungkook menoleh ke arah Taehyung. “-eh?! Kau Kim Taehyung kan?!”
“I-iya, ada apa?”
“Wajahmu, tidak, tubuhmu!” Jungkook mengarahkan ponselnya ke arah Taehyung.
“Sial! Aku lupa kalau aku baru mengucapkan manteranya lagi! Ah! Kim Taehyung bodoh! Ayo bergegas!”

Dan Park Jimin tertangkap saat itu juga, bersiap menerima hukuman atas kesalahan yang tak pernah dilakukannya.

Tak lama, Taehyung dan Jungkook sampai ke duania vampire setelah Taehyung membaca mantera pembuka dimensi. Taehyung menyadari perubahan wujud Jungkook, yah, dia jadi bertaring dan matanya berwarna merah –jika Taehyung tidak salah lagi-, buru-buru Taehyung melesat menuju ke kerajaan diikuti Jungkook. Tidak ada waktu untuk sekedar menghela nafas. Semuanya harus segera diakhiri sebelum terjadi hal yang lebih tidak diinginkan Taehyung. Sudah cukup dirinya melihat para pekerja yang tidak berdosa. Dengan cekatan, Taehyung memasuki kamar ayahnya dan menyuruh Jungkook menunggu dibalik pintu. Dengan satu tarikan nafas, Taehyung mengucapkan mantera tak terlihat. Sebenarnya dirinya tidak suka menjadi bagian dari penyihir tak berhati tersebut, tetapi jika bisa berguna, kenapa tidak?

Taehyung mengobrak-abrik lemari pakaian, tempat menyimpan dokumen, bahkan tempat tidur. Nihil, sobekan halaman tersebut tidak ada.

“Dimana?! Aish, jinjja!” Taehyung mengusak rambutnya frustasi. Berusaha berpikir kira-kira dimana seorang penyihir menyembunyikan barang berharganya. Seakan mendapat pencerahan, Taehyung segera menuju ke singgasana sang Raja yang terletak di sebelah ruangan privasi tersebut. Mencari keberadaan tongkat kerajaannya. Dan, bingo! Taehyung menemukan gumpalan kertas usang di dalam rongga tongkat tersebut. Baru saja dirinya akan pergi, sebuah suara mengintrupsinya.

“Dimana aku letakkan pedangku?” tanya seorang penjaga kepada dirinya sendiri. Seakan ditampar kenyataan, Taehyung baru menyadari ada yang aneh. Ruangan ini sepi tanpa penjagaan, begitu pula kamar sang Raja tadi. ‘Kemana semua orang?’ batin Taehyung. Saat itu juga, Taehyung membuat dirinya kembali terlihat. Dirinya pun bergegas memanggil Jungkook dan menyuruhnya ikut dengannya. Mereka berdua mengikuti kemana penjaga tadi pergi.

Di lain tempat, Park Jimin berusaha mati-matian menahan semua rasa sakit di tubuhnya. Fokusnya sudah buyar. Bahkan untuk sekedar membuka mata saja sudah sangat sulit. Entah apa yang Raja katakan di podium tinggi itu, dirinya tak lagi peduli. Semua vampire yang berkumpul nampak berbisik-bisik, menggunjing keberadaannya. Hei! Bahkan dirinya tak tahu apapun dan tak melakukan perbuatan apapun. Hanya menjadi Taehyung, dan Taehyung-

“Apa yang kau perbuat dengan ragaku, Kim bodoh Taehyung,”

-menjadi dirinya.

Taehyung memasuki ruangan besar tersebut. Seakan asing dengan keberadaan ruangan tersebut, Jungkook menyenggol bahu Taehyung pelan.
“Hyung, ini…tempat apa? Aku takut, auranya….auranya menyesakkan,” lirih Jungkook.
“Ini tempat eksekusi, entah siapa yang sedang di eksekusi, kita ikuti saja”

Dan betapa terkejutnya Taehyung ketika melihat sahabat sejatinya yang paling berharga tengah berada di antara para ‘pengeksekusi’ dengan berbagai luka cambukan di tubuhnya. Jungkook pun tak kalah terkejutnya kala menyaksikan acara ‘eksekusi’ yang akan dilanjutkan tersebut. Namun teriakan sang Raja memecah lamunan mereka berdua. Seakan mendapat perintah, para pengeksekusi pergi dari tempat Jimin berada. Taehyung dapat sedikit –sangat sedikit- bernafas lega. Tetapi kelegaan sesaat itu harus hilang kembali ketika melihat sebuah kapak perak yang berada tepat di atas kepala Jimin.

“Ada kata-kata terakhir? Penghianat Park?” tanya sang Raja angkuh.
“Aku ingin kau membuka topengmu, witch” ujar Jimin pelan.

Merasa terhina –juga ketakutan- sang Raja langsung memerintahkan penjaganya untuk menjatuhkan benda perak tersebut agar Park Jimin musnah. Jimin hanya berdoa agar ada secercah keajaiban di akhir hidupnya saat ini.

“Hentikan!” teriak Taehyung. Sontak semua vampire yang ada disana menatap sang ‘Putra Mahkota’ yang entah sejak kapan telah berada di samping tersangka.

“Aku akan melindungimu, maafkan aku.” Bisik Taehyung di telinga pria bagel tersebut.

“Sejak kapan kau disana, Nak?” tanya ayahnya lembut.
“Berhenti memanggilku seakan-akan aku ini anakmu. Aku bukan anak dari seorang penyihir!” bentak Taehyung yang membuat amarah sang Raja seakan memuncak.
“Hentikan omong kosongmu, Kim Taehyung!”
“Lebih baik aku hentikan saja semua kejahatanmu, witch!” bentak Taehyung tak mau kalah.
“Mau menghentikan apa? Tidak ada yang harus dihentikan, Nak. Kau ini mengigau atau apa hm?”
“Kembali ke awal, aku menyesal akan semuanya dan kembalikan yang dahulu, buang ingatan kami selama ini, kami benar-benar menyesal, musnahkan keadaan memaksa ini dan buat kami kembali menjadi seperti sedia kala, byeonhwa!” kata Taehyung mantap ketika membaca goresan tinta di atas kertas kecoklatan tersebut.

“Apa-apaan ini! Penjaga! Bunuh dia!” tunjuk sang Raja yang mulai berubah kembali ke wujudnya, seorang witch. Para penjaga yang melihatnya hanya menatapnya keheranan di awal. Dan ketika telah sepenuhnya kembali ke wujud penyihir wanita, para penjaga yang geram pun langsung mengeroyoknya. Begitu pula para petinggi dunia vampire –yang akan kembali ke wujudnya- langsung ikut memusnahkan keberadaan makhluk ‘terkutuk’ tersebut. Masyarakat yang merasa ditipu juga ‘berpartisipasi’ melancarkan serangan kepada penyihir yang ‘tak berguna tanpa tongkatnya’ tersebut.

Di sisi lain, Taehyung yang baru saja melepaskan Jimin segera menjauh dari tempat itu untuk jaga-jaga. Dirinya tahu, mematahkan mantera sihir yang tergolong besar pasti juga membutuhkan waktu yang lama.

“Hyung, aku akan cari obat” ucap Jungkook sambil berusaha menyembunyikan nada paniknya. Bagaimana tidak? Dirinya baru di dimensi ini dan langsug disajikan hal yang begitu ‘mengerikan’ dan tak ingin diingatnya.

“Chim?” panggil Taehyung pelan.
“Hm?” Jimin membuka matanya dan menatap dalam kedua manik biru milik Taehyung. Hanya perasaannya saja atau memang ada ketakutan dan rasa bersalah di dalam bola mata senada warna kesukaannya itu.
“Aku, aku menyesal. Kau tidak marah padaku ‘kan?” tanya Taehyung gugup.
“Tidak. Kenapa?”
“Aku tidak tahu kalau ada yang memergokiku keluar dari dimensi, maksudku keluar dari dunia ini. Ini semua salahku. Aku menyesal. Dan aku berterimakasih karena kau..karena kau tidak berusaha menyalahkanku.”
“Tae-“
“Jungkook bilang kalau hal paling penting dari persahabatan bukanlah kebahagiaan yang tercipta, tapi cara kita menciptakannya. Jungkook bilang aku belum bisa mengerti dirimu. Belum bisa memahami ketakutan yang kau sembunyikan. Aku adalah sahabat yang buruk bukan?” Taehyung tersenyum miris.
“Hentikan, bodoh. Lihat, sudah mulai menghilang sihirnya.” Jimin tersenyum menenangkan sementara mata indahnya terus menerawang.

Dan beberapa saat setelah itu, Jungkook lah yang ambil peran paling besar. Jungkook berlari dengan sisa tenaganya, menuju ke kantor polisi terdekat sedangkan Taehyung menyuruh ‘orang-orang’ untuk masuk ke gua luas di hutan belantara tersebut.
Biarkan orang-orang yang mengetahui kabar ini hanya sekedar tahu jika mereka adalah ‘para korban yang hilang’ dan hidup di dalam gua di hutan selama 30 tahun karena tidak tahu jalan keluar. Terdengar konyol memang, tapi biarkan. Karena ini yang terbaik, benar ‘kan?

-END-

4 respons untuk ‘KFF2ndAnniv – Important – Savna Putri Aditya

  1. Baru baca kalo ada vampir setengah penyihir. Perpaduannya lumayan masuk di akal. Bagus, idenya sampek. Imajinasinya juga tersampaikan dgn baik melalui narasi yang bahasanya ringan. 😄

    Tapi selalu ada koreksi dalam kepenulisan:
    1. Menurut Kim Taehyung, musuh utamanya ialah buku, bukan matahari -meskipun ayah Taehyung berhasil membuat matahari tak lagi bersinar di dunia vampire-. = Menurut Kim Taehyung, musuh utamanya ialah buku, bukan matahari -meskipun ayah Taehyung berhasil membuat matahari tak lagi bersinar di dunia vampire.

    2. …panggilan khusus dari Taetaenya yang berharga. = panggilan khusus dari Taetae-nya yang berharga.

    3. “Ini…ini buku apa? Buku ini…isinya…ini semua mantera, astaga! = “Ini… ini buku apa? Buku ini… isinya… ini semua mantera, astaga!

    4. “Mantera? Biar kulihat,” Taehyung pun merebut buku tebal tersebut dari pangkuan Jimin. = “Mantera? Biar kulihat.” Taehyung pun merebut buku tebal tersebut dari pangkuan Jimin.

    5. Aku menyesal. Dan aku berterimakasih karena kau(..)karena kau tidak berusaha menyalahkanku.” = yang kuberi tanda kurung agaknya nanggung. Itu titik, atau elipsis? 😅

    Hindari sangat kata asing dalam penggambaran narasi suasana atau setting ya. Contohnya tadi aku baca ada “Namja” berkali2. Baiknya diganti dengan “pemuda”, “lelaki”, “laki-laki” atau yang lainnya. :3

    Saran aja, perdalam lagi ilmu eyd dan tambah perbendaharaan katanya. Biar luas. Setuju ya? :3

    Salam kasih,
    WhitePingu95❤

    Suka

Write your Comment, Dont Be silent readers chingu ^^